mau dapetin dollar sekarang!!! gratiss...

boss-mails.com

Kamis, 13 November 2008

Apa itu Tasawuf?


Manusia sebagaimana disebutkan Ibnu Khaldun memiliki panca Indra (Anggota Tubuh), akal pikiran dan hati sanubari. Ketiga potensi ini harus bersih, sehat, berdaya guna dan dapat bekerjasama secara harmonis. Untuk menghasilkan kondisi seperti ini ada tiga bidang Ilmu yang berperan penting. Pertama, Fikih berperan dalam membersihkan dan menyehatkan panca Indra dan anggota Tubuh. Istilah yang digunakan Fikih untuk pembersihan dan penyehatan panca Indra dan angota tubuh ini adlah Thaharah ( Bersuci ). Karenanya Fikih banyak berurusan dengan dimensi Eksoterik ( Lahiriah) dari Manusia. Kedua , Filsafat berperan dalam menggerakan, menyehatkan dan meluruskan akal fikiran. Karenanya filsafat banyak berurusan dengan Dimensi Metafisik dari Manusia, dalam rangka menghasilkan konsep-konsep yang menjelaskan inti tentang sesuatu. Inti dari bermacam-macam meek Bulpoint misalnya adalah alat Tulis, dan ketika disebut Alat Tulis maka seluruh merek bulpoint akan tercakup. Ketiga, Tasawuf berperan dalam membersihkan hati sanubari. Karenanya Tasawuf banyak berurusan dengan dimensi Esoterik ( Batin) Manusia[1]
Adanya tiga potensi yang dimiliki Manusia itu dapat dilihat dari Isyarat yang terkandung dalam ayat yang berbunyi di bawah ini :

قُلْ هُوَ الَّذِيْ اَنْشَاَكُمْ وَجَعَلَ لَكُمُ السَّمْعَ وَ الأَبْصاَرَ وَ الأَفْئِدَةِ قَلِيْلاً مّاَ تَشْكُرُوْنَ الملك :٢٣

Katakanlah : “Dialah yang menciptakan kamu dan menjadikan bagi kamu pendengaran, penglihatan dan hati, tetapi amat sedikit kamu bersyukur” ( QS Al-Mulk : 23)
Pada ayat tersebut terdapat kata الأَفْئِدَةِ yang dapat diartikan sebagai hati kecil yang tak pernah berbohong, Tasawuf sebagaimana akan diuraikan di makalah ini berurusan dengan penyucian Al-Fu’ad ( Hati sanubari) agar ia tetap jernih

Pengertian Tasawuf
Dari segi Bahasa, paling kurang ada Tujuh pendapat para Ahli tentang asal-usul kata Tasawuf sebagai berikut :
1. Pendapat yang mengatakan bahwa Tasawuf berasal dari kata Shaff, yang berarti barisan dalam shalat berjama’ah. Alasanya seorang sufi mempunyai iman yang kuat, jiwa yang bersih dan selalu memilih baris ( Shaff ) terdepan dalam shalat
2. Tasawuf berasal dari kata Saufanah, yang berarti sejenis tumbuh-tumbuhan berbulu yang tumbuh di padang pasir. Hal ini dinisbahkan kepada kebiasaan sufi yang memakai pakaian berbulu sebagai lambing kesederhanaan material, tetapi kaya Spiritual
3. Tasawuf berasal dari kata Suffah, yang artinya pelana unta yang dipergunakan para sahabat Nabi untuk bantal tidur diatas bangku batu di samping Masjid nabawi di Madinah. Versi lain mengatakan bahwa Suffah artinya suatu kamar sahabat Nabi dari golongan Muhajirin yang Miskin
4. Tasawuf berasal dari kata Safanah, yang berarti sesuatu yang terpilih atau terbaik. Dikatakan demikian, karena seorang sufi merasa dirinya sebagai orang terbaik
5. Tasawuf merujuk pada kata Safa atau Safn, yang artinya bersih atau suci. Hal ini dinisbahkan kepada kehidupan Sufi yang diarahkan kepada penyucian bathin agar selalu dekat dengan Allah SWT
6. Tasawuf berasal dari kata Theosophy ( Hikmah Ketuhanan), mereka merujuk kepada bahasa Yunani, karena ajaran Tasawuf banyak membicarakan masalah Ketuhanan
7. Tasawuf berasal dari kata Suf, yang artinya Wol atau bulu kasar. Dikatakan demikian , karena orang-orang sufi banyak yang suka memakai pakaian yang terbuat dari bulu binatang sebagai lambang kesederhanaan[2]
Adapun Dari segi Istilah atau Definisi, Tasawuf menurut Basyuni, haruslah bertolak dari definisi-definisi yang diambil dari rumusan-rumusan ahli sufi yang hidup pada abad ke III, yaitu antara tahun 200-334 H, sehingga dari rumusa-rumusan ini terdapat pengertian yang dapat saling melengkapi, untuk itu, katanya, definisi-definisi yang ada dapat dikelompokan sebagai berikut :
1. Al-Bidayah, yaitu definisi yang membicarakan tentang pengalaman pada tahap permulaan.
Manusia merasakan dengan fitrahnya bahwa yang wujud ini tidak terbats hanya pada yang dilihat, tetapi dibalik itu masih aa wujud yang lebih sempurna yang selalu dirindukan oleh nurani manusia. Dan hatinya akan mendpat ketenangan sesudah mengenalNya. Ia berusaha mendekatkan diri denganNya, namun disaat yang sama ada tabir yang memisahkannya dengan Tuhannya, namun tabir itu akan hilang sedikit demi sedikit setiap ia berfikir mendalami dirinya dan mengurangi keinginan memnuhi nafsu jasmaniahnya. Pada saat itu sampailah ia kedalam ketenangan jiwa.
Perasaan fitrah ini ini telah ada sebelum lahirNya agama-agama, karena ia berasal dari fitrah yang sehat yang terdapat didalam dirinya., karena itu hamper tidak ada perbedaan antara pengalaman dan keadaan yang dialami oleh seorang penganut Hinduisme, Budhaisme, Islam dan lain sebagainya, kenadatipun agamanya jelas ada perbedaan yang nyata
Definisi yang mengungkapkan pengalaman pada kelompok atau tahap bidayah ini antara lain berasal dari :
a. Ma’ruf al-kharki (w. 200 H ) mengatakan, Tasawuf ialah mengambil hakikat dan putus asa terhadap apa yang ada ditangan makhluk, maka siapa yang tidak benar-benar fakir, dia tidak benar-benar bertasawuf.
b. Abu Turab al-nakhsabi (w. 245 H ) mengatakan, sufi ialah orang yang tidak ada sesuatupun yang mengotori dirinya dan dapat membersihkan segala sesuatu.
c. Zu al-Nun al-misri ( w. 254 H ) mengatakan, sufi ialah orang yang tidak suka meminta dan tidak merasa susah karena ketiadaan.
d. Sahl ibn ‘Abdillah al-Tutsari ( w. 283 ) mengatakan, sufi ialah orang yang bersih dari kekeruhan dan penuh dengan cara pikir yang terpusat kepada Tuhan dan memutuskan hubungan dengan manusia, serta baginya sama antara emas dan loyang.
2. Al-Mujahadah, yaitu Definisi yang membicarakan tentang pengalaman yang menyangkut kesungguhan dan kegiatan.
Hal ini dapat dilihat dari segi amaliah yang dilaksanakan ahli sufi, yang dimulai dengan menghiasi diri dengan suatu perbuatan yang diajarkan agama dan akhlak yang mulia, Definisi-definisi Tasawuf yang termasuk dalam kelompok ini antara lain dari :
a. Abu al-husain al-nuri ( w. 295 H ) mengatakan, Tasawuf bukanlah wawasan atau ilmu, tetapi akhlak. Karena seandainya wawasan, maka ia dapat dicapai hanya dengan kesungguhan, dan seandainya ilmu akan dapat dicapai dengan belajar. Akan tetapi Tasawuf hanya dapat dicapai dengan berakhlak dengan Akhlak Allah. Dan engkau tidak mampu menerima Akhlak Ketuhanan hanya dengan wawasan dan ilmu.
Hal inipun dijelaskan oleh Al-Taftazani dalm buku yang ditulis olehDr. Asmaran As, bahwa Tasawuf adalah suatu pengalaman khusus, dan bukan semacam kondisi yang sama-sama dapat dialami semua orang, stiap sufi mempunyai cara tersendiri didalam mengungkapkan kondisi dirinya, karena itu sebagian sufi menyatakan bahwa banyaknya jalan menuju Allah adalah sebanyak jumlah jiwa manusia. Dan ini merupakan penekanan sikap mereka terhadap adanya perbedaan yang bersifat individual, antara seorang sufi dengan sufi lain, dan tidak mungkin diterapkan pengalaman seorang sufi pada pengalaman sufi yang lain
Untuk memeperjelas uraian diatas, ada kisah yang menjelaskan bagaimana Tasawuf itu bersifat intuitif. Dalam kisah itu diceritakan bahwa salah seorang murid dari sufi yang terkenal, Muhyiddin ibn “arabi, suatu hari datang menghadapnya dan berkata : “Orang-orang telah sama-sama mengingkari Ilmu kita” Ibnu “arabi menjawab :”sekiranya orang menuntit pembuktian atas kebenaran Ilmu rahasia Ilahi, katanya kepadanya, apa bukti atas manisnya madu ? pasti dia akan menjawab, bahwa bukti pengetahuan atas manisnya madu hanya dapat diperoleh dengan merasakanya, maka katakanlah, begitupun dengan Ilmu ini!”
Jawaban Ibn “arabi ini menunjukan kedalaman analisisnya atas hal-ikhwal Tasawuf. Dalam jawaban tersebut dia ingin menekankan bahwa tasawuf berkaitan dengan intuisi manusia. Bidang itu sendiri jelas tidak berada dalam istilah para ahli jiwa modern-dibawah pengukuran kuantitatif, dan satu-satunya cara untuk mengetahuinya ialah dengan menjalaninya, dan ia tidak termasuk ke dalam wilayah garapan logika dengan segala macam metode dan penalaranya[3]
b. Sahl ibn Abdillah ( w. 303 H ) berkata, Tasawuf terdiri dari tiga perngai : berpegang kepada kefakiran dan mengharap Allah, merendahkan diri dan mendahulukan orang lain dengan tidak menonjolkan diri dan meninggalkan usaha
c. Abu Muhammad Ruwaim (w.303 H) berkata, Tasawuf terdiri dari tiga perangai : Berpegang kepada kefakiran dan mengharap Allah, merendahkan diri dan mendahulukan orang lain dengan tidak menonjolkan diri dan meninggalkan usaha
3. Al-Mazaqah, yaitu Definisi yang membicarakan pengalaman dari segi perasaan.
Dalam melaksanakan khidupan beragama sebagaimana biasa, hubungan antara seseorang dengan Tuhannya tidak lebih dari hubungan seorang hamba yang menyembah dengan Tuhan yang disembah, seorang hamba harus tunduk dan taat kepada perintah dan larangan Tuhan yang diyakininya sebagai pencipta. Dalam kehidupan tasawuf segala kemauan di lebur untuk larut dalam kehendak Tuhan. Umur, kegiatan dan seluruh perhatian dikerahkan sehingga hubungan itu kuat dan murni. Definuisi-definisi yang termasuk dalam katagoro ini antara lain adalah :
a. Al-Junaid Al-Baghdadi ( w. 297 ) mengatakan, tasawuf ialah bahwa engkau bersama Allah tanpa ada penghubung
b. Abu Muhammad Ruwaim juga mengatakan, Tasawuf ialah membiarkan diri dengan Allah menurut kehendakNya.
c. Al-Bakral al-Syibli ( w. 334 H ) berkata, orang-orang sufi adalah anak-anak kecil dipangkuan Tuhan.
Dari Definisi-definisi diatas dapatlah diambil suatu pengertian yang diharapkan dapat menggambarkan defini Tasawuf yang universal dan representative, yaitu Tasawuf ialah kesadaran murni yang mengarahkan jiwa secara benar kepada amal dan kegiatan yang sungguh-sungguh, menjauhkan diri dari kediniaan dalam rangka mendekatkan diri kepada Allah, untuk mendapatkan perasaan berhubungan erat denganNya.[4]
B. Tujuan Tasawuf
Adapun Tujuan dalam Tasawuf adalah untuk mendapatkan terjalinya hubungan langsung dan disadari dengan Tuhan, dengan kesadaran berkomunikasi antara roh manusia dengan Tuhan. Hubungan ini, bisa saja terwujud yaitu saan rohani manusia telah sampai pada kesucian. Oleh karena itu, untuk mencapai tujuanya, seorang sufi harus mampu membersihkan rohaninya dan menjadikanya sebagai pemimpin semua unsure lainya, seperti akal, nafsu dan hati. Dengan kata lain, semua aktivitas unsure-unsur tersebut harus senantiasa didominasi nilai-nilai rohani yang merupakan dimensi utama manusia.
Falsafat yang mendasari bisa terwujudnya hubungan langsung dengan Tuhan adalah karena Tuhan bersifat Ruhani maka dimensi yang dapat digunakan maanusia adalah dimensi rohan. Disamping itu Tuhan Maha Suci, maka manusia yang ingin dekat dan berhubungan langsung dengan Tuhan maka terlebih dahulu manusia harus menyucikan dimensi rohaninya.[5]
Untuk mencapai tujuan Tasawuf, yaitu memperoleh hubungan kedekatan rohaniah denga Tuhan diperlukan jalan yang harus ditempuh dengan sungguh-sungguh. Sufi atau calon sufi dengan bimbingan seorang Syaikh atau Mursyd ( guru Tarekat ) secara berangsur-angsur melalui jalan ( Maqamat ) dan keadaan mental (Ahwal ) untuk sampai dekat kepada Allah dengan sedekat-dekatnya[6]
Adapun pembahasan mengenai Maqam dan hal-hal lain mengenai tasawuf ini akan kita diskusikan kembali pada makalah-makalah yang selanjutnya

















[1] Abuddin Nata, Akhlak Tasawuf, PT Raja Grafindo, Jakarta,hal 177-178
[2] Abuddin Nata, Perspektif Islam tentang Pola Hubungan Guru-Murid, Studi Pemikiran Tasawuf Al-Ghazali,Rajawali pers, Jakarta, 2001, hal11-12
[3]Asmaran As, Pengantar Studi Tasawuf, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2002, Hal 44
[4]Ibid, Hal 51-54
[5] Jamanuddin Rustan, Kehidupan Sufistik Al-Ghazali,IAIN Raden Fatah Press,Palembang, 2005, Hal 48-49
[6] Loc. Cit, Abuddin Nata, Hal 23

Rabu, 12 November 2008

JUDUL SKRIPSI FAKULTAS TARBIYAH

PENDIDIKAN KELUARGA DALAM ISLAM (SUATU KAJIAN TEOLITIK) ( 1999 )ASPEK-ASPEK PSIKO RELIGIUS REMAJA DALAM AKTIVITAS PENGAJIAN DI DESA LORGO KEC TAWANG SARI KAB SUKOHARJO ( 2001 )AKTIVITAS MAJELIS TA’LIM NURUL QUR’AN SEBAGAI LEMBAGA PENDIDIKAN AGAMA ISLAM BAGI IBU RUMAH TANGGA DI KEC GPETE SELATAN CILANDAK JAKSEL ( 1998 )AKTIVITAS PEMIRSA KULIAH SUBUH DI TELEVISI SWASTA & PRESTASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SISWA KLAS III SLTP N I NEGO SARI ( 2000 )AMAL USAHA RANTING MUHAMMADIYAH PANGKAT REJO BIDANG PENDIDIKAN KEC SEKARAN KAB LAMONGAN THN 1952-1963 ( 1992)ANALISIS KUALITAS TES MATA PELAJARAN BAHASA ARAB KELAS III A SMU ASSALAM DI PONDOKASPEK-ASPEK KECERDASAN SPIRITUAL DALAM KONSEP PENDIDIKAN LUQMAN (TELAAH SURAT LUQMAN AYAT 12-19) ( 2002)STUDI TENTANG EFEKTIFITAS BELAJAR MANDIRI DALAM BIDANG STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMP TERBUKA SUSUKAN BANJAR NEGARA ( 1998 )BEBERAPA FAKTOR PENYEBAB & AKIBATNYA ANAK PUTUS SEKOLAH TINGKAT SEKOLAH LANJUTAN PERTAMA & UPAYA ORANG TUA SERTA MASYARAKAT DALAM PEMBINAAN PENYALURAN LEWAT PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI DESA SIDOHARJO KAB SRAGEN ( 91/92)BIAS GENDER DALAM PENDIDIKAN FORMAL (KAJIAN TEO & PRAKTIK) GENDER BIAS IN TORIYAL EDUCATION (THEORITIKAL AND PRAETICAL STUDI) ( 1999 )BIMBINGAN ORTU & PRESTASI BELAJAR SISWA MADRASAH TSANAWIYAH MUALIMIN SIRAY KEC KEMRAWJEN KAB BANYUMAS (STUDI KORELASI) ( 1998)DAUROH SEBAGAI LEMBAGA KURIKULER PEMHAJARAN BAHASA ARAB DI MADRASAH ALIYAH MATHATI’UL FALAH KAJEN MARGOYOSO PATI ( 1990)DEMOKRATISASI DALAM PENDIDIKAN ISLAM (TELAAH ATAS TEORI PENDIDIKAN ANDRA BOBI) ( 1997 & 1998)DIMENSI MORAL KLAIM DALAM BUKU SASMITA TUHAN KEMENANGAN SUARA MORAL KARSA M SOBARY ( 2000 )EFEKTIFITAS METODE MUSYAWARAH DALAM MENGHAFAL AL-QUR’AN DI PONDOK PESANTREN AL- MUNAWIR KRAPYAK YOGYAKARTA ( 99)EFEKTIFITAS PENGAJARAN FISIKA KURIKULUM 1984 DI MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI BOYOLALI (STUDI EVALUASI PENERAPAN STRATEGI (BSA BIDANG STUDI FISIKA) ( 1993)EFEKTIFITAS PENGGUNAAN NILAI EBTANAS MURNI (NEM) SEBAGAI ALAT SELEKSI PENERIMAAN SISWA DI SMA MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA ( 1989)EFEKTIVITAS METODE DEMONSTRASI DALAM MENINGKATKAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM BAGI ANAK-ANAK SEKOLAH LUAR BIASA (BAGIAN C) (CACAT MENTAL) NEGERI 2 YOGYAKARTA ( 1999)FAKTOR PENDUKUNG DAN PENGHAMBAT KEBERHASILAN SISWA DALAM MATA PELAJARAN FISIKA DI MTSN LASEM KAB REMBANG ( 1993)FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRESTASI BELAJAR AKUNTANSI DI SMA MUH I PRAMBANAN SLEMAN ( 1993)FAKTOR-FAKTOR YANG MENYEBABKAN ANAK PUTUS SEKOLAH PADA SEKOLAH LANJUTAN PERTAMA DI DESA TRIWIDADI PAJANGAN BANTUL ( 91)FUNGSI BANTUAN PEMBANGUNAN DESA & PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PEMABNGUNAN BIDANG PENDIDIKAN DI DESA CEMANI KEC GROGOL KAB SUKOHARJO ( 1991)HUBUNGAN ANTARA AKTIVITAS PENGAJARAN DAN ITENSITAS IBADAH PADA IBU-IBU PESERTA PENGAJIAN AISYIYAH DI POTORONO BANGUN TAPAN BANTUL YOGYAKARTA ( 1993)HUBUNGAN ANTARA INTERAKSI DALAM KELUARGA & PENYESUAIAN DIRI DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS II & III SMU UN YOGYAKARTA TH AJARAN 2000/01 ( 2000 )HUBUNGAN KETRAMPILAN MENYIMAK BAHASA ARAB DENGAN EXPRESI TULIS SISWA PENDIDIKAN GURU AGAMA NEGRI (PGAN) YOGYAKARTA ( 1988)HUBUNGAN LATAR BELAKANG PENDIDIKAN AGAMA DENGAN PRAKTEK-PRAKTEK TAHAYUL DI DESA MARGO MULYO KEC KEREK KAB TUBAN ( 2000 )HUBUNGAN PERHATIAN ORANG TUA DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS II SMP 3 DEPOK SLEMANHUBUNGAN PRESTASI MAHASISWA TENTANG PELAYANAN & PEMANFAATAN PERPUSTAKAAN DENGAN PRESTASI BELAJAR MAHASISWA FAKULTAS ILMU AGAMA ISLAM JURUSAN TARBIYAH UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA YOGYAKARTA ( 1998 )HUBUNGAN TINGKAT RELIGIUSITAS DENGAN KESEHATAN MENTAL PADA MAHASISWA FAKULTAS ILMU AGAMA ISLAM UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA ( 2001ISTANA PONDOK PESANTREN AN NAWAWI BERJAN PURWOREJO DALAM MENINGKATKAN SDM ( 1997)KAJIAN TENTANG BIDANG STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMEA MA’ARIF TEMON KAB KULON PROGO (TINJAUAN FAKTOR-FAKTOR PENGHAMBAT PENDUKUNG DAN PEMECAHANNYA) ( 92)KARAKTERISTIK PENGAJARAN AGAMA ISLAM PADA PONDOK PESNTREN AL-FITRAH JEJERAN BANTUL YOGYAKARTA ( 1983)KECENDERUNGAN EMOSI REMAJA IMPUKASINYA TERHADAP PEMBINAAN AKHLAK (PENDEKATAN PSIKOLOGIS) ( 2000 )KEHARMONISAN DALAM KELUARGA HUBUNGANNYA DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA MTS N BANGSAL MOJOKERTO ( 1999 )KEMAMPUAN BAHASA ARAB MAHASISWA FAKULTAS ILMU AGAMA ISLAM JURUSAN TARBIYAH UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA ( 2002 )KITAB MAKNUL TASHRIF UNTUK PENGAJARAN SHARAF TINGKAT PEMULA ( 1988)KONSEP KEBEBASAN MANUSIA DALAM PENDIDIKAN ISLAM (TELAAH EVALUATIF TERHADAP PROGRESIVISME) (98)KONSEP MANUSIA MENURUT PSIKOLOGI DAN NAFSIOLOGI ( 2002 )KONSEP PENDIDIKAN BUDI PEKERTI MENURUT KI HAJAR DEWANTARA & PENDIDIKAN AKHLAK DALAM ISLAMKONSEP PENDIDIKAN ISLAM DALAM PEMIKIRAN KIAI HAJI HASYIM ASY’ARI DAN TELAAH TERHADAP PROGRESIVISME (SEBUAH KAJIAN KOMPERATIF) ( 2000 )KONSEP PENDIDIKAN ISLAM TENTANG UPAYA MENUMBUHKAN KEMANDIRIAN ANAK ( 2000 )KONSEP PSIKOTERAPI MENURUT ISLAM DAN IMPLEMENTASINYA DALAM LEMBAGA PENDIDIKAN (THE CONCERPT OF ISLAMIC PSICOTHERAPI AND IT’S IMPLEMENTATION ON EDUCATIONAL INSTUTIONAL) ( 2000)KONSEP TRI CON KI HAJAR DEWANTARA DALAM PRESPEKTIF PENDIDIKAN ISLAM ( 1996)KOPERASI UNIT DESA (KUD) SUMBER RAHARJO (STUDI KASUS TENTANG MENGENAI KEHIDUPAN KUD DI DESA PLAYEN) ( 1983)KORELASI ANTARA AKTIVITAS KEAGAMAAN & KESEHATAN MENTAL PADA KLEIN / REMAJA DI SASANA REHABILITAS ANAK NAKAL “AMONG PUTRA” MAGELANG ( 1995)KORELASI PENGUASAAN MUFRODAT DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA KLAS II DI MTS NEGERI YOGYAKARTA II ( 1998 )MEDIA ELEKTRONIK DALAM PERSPEKTIF PENGAJARAN BAHASA ARAB (KAJIAN TENTANG TUJUAN & MATERI) ( 1991)METODE BELAJAR MENGAJAR AL-QUR’AN DI PONDOK HUFFADH KANAK-KANAK YAN’ BUL’UL QUR’AN KEC KOTA KAB KUDUS ( 96)METODE DAN EVALUASI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DISASANA TRESNA WERDHA (STW) ABIYASA DUWET SARI PAKEM BIWANGUN PAKEM SLEMAN ( 1999)METODE PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI PONDOK PESANTREN ASSALAFIYYAH MLANGI GAMPING KAB SLEMAN ( 1998)METODE PENGAJARAN BAHASA ARAB DI SMU YOGYAKARTA ( 2000 )METODE TRANSFER NILAI-NILAI KEISLAMAN DALAM CERITA WAYANG KULIT (STUDI TENTANG LAKON DEWA RUCI) ( 1999 )METODE-METODE PENDIDIKAN DALAM AL-QUR’AN SEBAGAI ALAT UNTUK MENCAPAI TUJUAN PENDIDIKAN ISLAM ( 1998)MOTIVASI SISWA DALAM PENGAMBILAN JURUSAN BIOLOGI DI MADRASAH ALIYAH NEGERI YOGYAKARTA III ( 1993)NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM NOVEL-NOVEL MATINYA BUSSYE (KAJIAN TENTANG TUJUAN & MATERI) ( 1997)NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM SERAT WEDHA TAMAKARYA KEPA MANGKUNEGARA IV ( 1998 )NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM BUKU KI AGENG KARANG LOR (KUMPULAN CERITA RAKYAT INDONESIA) SUTINGAN Y.B SUPARIAN ( 1999 )NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM IBADAH PUASA (SUATU TINJAUAN PSIKOLOGIS) ( 2000 )NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM YANG TERKANDUNG DALAM KISAH NABI MUH AL DIM AL-QUR’AN ( 99)PANDANGAN AL-MAWARDI TENTANG ILMU PENGETAHUAN DALAM KITAB ADABU ADI DUNYA WAAD DIIN (SUATU TINJAUAN PSIKOLOGIS PAEDAGAGAS) ( 2000 )PARTISIPASI ORANG TUA DALAM PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI DESA SUMUR PANCING KODYA TANGERANG ( 2000 )PARTISIPASI ORANG TUA DALAM PENDIDIKAN ISLAM LUAR SEKOLAH DI KELURAHAN TONGGAUAN KLATEN TENGAH ( 2000 )PELAKSANAAN ADMINISTRASI PENDIDIKAN DI PONDOK PESANTREN “SUBULUK SALAAM” KEPUN BENER PEJOSARI KEBON SARI MADIUN ( 2000 )PELAKSANAAN HOZARIYYATU AL-FURU DALAM PENGAJARAN BAHASA ARAB DI SMP SALAFIYAH PEKALONGAN ( 1992)PELAKSANAAN KURIKULUM LOKAL DI MA YAPIMNGAGEL DUKUH SETI PATI JATENG ( 2000 )PELAKSANAAN KURIKULUM PENDIDIKAN PRA SEKOLAH TERHADAP PERKEMBANGAN USIA ANAK DI KELOMPOK BERMAIN BUDI MULIA 2 BLIMBING SARI YOGYA ( 2001 )PELAKSANAAN MANAJEMEN ISLAM PERSONIL DALAM PENDIDIKAN DI PONDOK PESANTREN YOGYAKARTA ( 2000)PELAKSANAAN PENDIDIKAN AKHLAK DALAM MEMBENTUK KEPRIBADIAN MUSLIM PADA SISWA DI MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI CIAMIS JABAR ( 2000 )PELAKSANAAN PENDIDIKAN AKHLAK DI MTS NEGERI PEKALONGAN (TINJAUAN TENTANG TUJUAN MATERI & METODE) ( 1998)PELAKSANAAN PENDIDIKAN ISLAM DALAM LINGKUNGAN KELUARGA PEDAGANG MUSLIM DI KOTA DELANGGU KAB KLATEN (STUDI TENTANG MATERI & METODE YANG DIGUNAKAN) ( 1986)PELAKSANAAN PENDIDIKAN ISLAM DI PONDOK PESANTREN TARBIYATUL ISLAM TEMPUR SARI NGAWEN KLATEN (TINJAUAN TENTANG MATERAI & METODE) ( 1999)PELAKSANAAN PROSES ADMINISTRASI PENDIDIKAN DI MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI I YOGYA ( 1992)PEMBAHARUAN KURIKULUM SEKOLAH MENENGAH DI MALAYSIA (TINJAUAN TENTANG PENINGKATAN PENERAPAN NILAI-NILAI ISLAM) ( 1995)PEMBAHARUAN PENDIDIKAN ISLAM (STUDI ATAS PEMIKIRAN FAZLUR RAHMAN) ( 1996)PEMBARUAN PENDIDIKAN ISLAM KAJIAN TENTANG PEMBERDAYAAN PENDIDIKAN ISLAM DI INDONESIA ( 2000 )PEMBINAAN AGAMA DI PONDOK PESANTREN BAGI SISWA PGAN SUKAMANAH TASIKMALAYA ( 1991)PEMBINAAN AGAMA ISLAM TERHADAP WANITA BINAAN SOSIAL DI PANTI SOSIAL KARYA WANITA “SILIH ASIH” CIREBON ( 2000 )PEMBINAAN KELUARGA BERENCANA DI KEC GUNUNG WUNGKAL KAB PATI JATENG ( 92)PEMBINAAN MENTAL AGAM ISLAM KARYAWAN PT PINPAD (PERSERO) BANDUNG JABAR ( 1996 )PEMBINAAN MENTAL AGAMA PADA MASYARAKAT TRANSMIGRASI DI KEC KETAHUN BENGKULU UTARA ( 1988)PEMBINAAN PEMASYARAKATAN BAGI NARAPIDANA DI RUMAH TAHANAN NEGARA KLAS II B KAB TEMANGGUNGPENDIDIKAN AGAMA ISLAM BAGI REMAJA DALAM ORGANISASI IRMAS DUSUN SLEMAN DESA NGADIREJO KEC SECANG KAB MAGELANG ( 1998 )PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM MENANGGULANGI PENGARUH NEGATIF ERA GLOBALISASI PADA REMAJA (TINJAUAN JUVENILE PELINGUHES) ( 99)PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI KALANGAN REMAJA MUSLIM DI DESA KARANG SARI KAB KULON PROGO (STUDI TENTANG PROBLEMATIKA DAN PEMECAHANNYA) ( 1992)PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI PANTI ASUHAN YATIM PUTRA ISLAM GIWANGAN YOGYAKARTA (SUATU TINJAUAN & METODE) ( 1999 )PENDIDIKAN AGAMA ISLAM MELALUI PERMAINAN PADA ANAK ( 2001 )PENDIDIKAN AKHLAK ANAK DALAM KELUARGA DI PERUMAHAN SUMAMPIR INDAH PURWOKERTO UTARA ( )PENDIDIKAN AKHLAK BAGI PESERTA DIDIK DI TINGKAT PENDIDIKAN DASAR ( 2001 )PENDIDIKAN AKHLAK DALAM SERAT WULANG REH KARSA SRI SIYUHUNAN PAKU BUWONO IV ( 1999 )PENDIDIKAN AL-QUR’AN BAGI ANAK-ANAK DALAM KELUARGA NELAYAN DESA MARGO LINDUK KEC DEMAK ( 2000 )PENDIDIKAN ANAK DALAM KELUARGA MUSLIM (TELAAH TERHADAP MA WADDAH WA RAHMAH) ( 1999 )PENDIDIKAN DAN PENGAJARAN ISLAM BAGI ANAK-ANAK DALAM LINGKUNGAN KELUARGA NELAYAN MUSLIM PROPAG KIDUL KAB BREBES (STUDI TENTANG FAKTOR PENDIDIK & ANAK DIDIK)PENDIDIKAN ISLAM DALAM MEMECAHKAN FAKTOR PENGHAMBAT AKTUALISASI POTENSI PEREMPUAN ( 2000)PENDIDIKAN MORAL DALAM SERAT WEDHATAMA (KAJIAN DARI SENI NORMA PENDIDIKAN ISLAM) ( 93)PENDIDIKAN SEKS MENURUT AL-QUR’AN ( 1997)PENERAPAN CBSA DALAM PENGAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMP AL-MA’ARIF JEPARA ( 1993)PENERAPAN KURIULUM 1984 BIDANG STUDI SOSIOLOGI DAN ANTROPOLOGI KELAS II MAN BREBES JATENG TAHUN 1991/1992 ( 1993)PENERAPAN MANAJEMEN OPERATIF DALAM PENGELOLAAN SMP MUHAMMADIYAH VIII YOGYAKARTA ( 1993)PENERAPAN METODE HUBUNGAN DALAM MENANGGULANGI PERILAKU PENYIMPANGAN DI PONDOK MODERN ARISALAH BAKALAN PONOROGO 9 99)PENERAPAN NOZARIYATUL WAHDAH DALAM PENGAJARAN BAHASA ARAB DI MTS AL HUDA II JEMPONG KEC JENAWI KAB KARANG ANYAR ( 1997)PENERAPAN PENDIDIKAN NILAI DI SMU MUHAMMADIYAH 2 ( 2000 )PENGAJARAN AL-QUR’AN PADA TAMAN PENDIDIKAN AL-QUR’AN AL-BAROKAH DI KEC PRAMBANAN KAB SLEMAN ( 1999 )PENGAJARAN KOSA KATA BAHASA ARAB KELAS II MADRASAH TSANAWIYAH AL-IMAN PURWO REJO ( 2000 )PENGAJARAN NAHWA DALAM BUKU AL-TARBIYAH AL-AMALIYAH DI MADRASAH TSANAWIYAH AL-ISLAM GORESAN MLARAK PONOROGO ( 1999)PENGARUH KEMAMPUAN MEMBACA & MENULIS HURUF AL-QUR’AN DI KALANGAN SISWA KELAS III TERHADAP NILAI PRESTASI BIDANG STUDI BAHASA ARAB DI MAN MANGUN HARJO ( 90)PENGARUH MENONTON FILM DI TELEVISI YANG MENGANDUNG UNSUR PORNOGRAFI TERHADAP PERILAKU SEKSUAL REMAJA PADA SISWI SMU GAMA YOGYAKARTA THN AJARAN 1998/1999 ( 1999)PENGARUH METODE PENDIDIKAN PESANTREN TERHADAP POLA PIKIR SANTRI PONDOK PESANTREN SYAL KHONA KHOLIN BANGKALAN ( 1997)PENGARUH NARKOTIKA, PSIKOTERAPI & ZAT ADIKTIF TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA SMU INSTITUT INDONESIA YOGYAKARTA ( 2001 )PENGARUH PEKERJAAN SAMBILAN TERHADAP PROFESIONALISME GURU MADRASAH ALIYAH NEGERI (MAN) YOGYAKARTA III ( 2000)PENGARUH PELAYANAN PUSTAKAWAN TERHADAP MINAT PEDAGANG DI PERUSAHAAN FIAI VII YOGYAKARTA ( 2000 )PENGARUH PENDIDIKAN AGAMA ISLAM TERHADAP PERILAKU SEKS (STUDI KASUS TENTANG PERGAULAN MAHASISWA FIAI YOGYAKARTA ( 2001 )PENGARUH PENDIDIKAN AGAMA ISLAM TERHADAP SOSIALISASI REMAJA DI GOWOK CATUR TUNGGAL DEPOK SLEMAN YOGYAKARTA ( 2001 )PENGARUH PENDIDIKAN ISLAM TERHADAP AKHLAK PARA PEDAGANG BARANG-BARANG BEKAS PASAR BERINGHARJO YOGYAKARTA ( 2000 )PENGARUH PENGELOLAAN KELAS TERHADAP PENCIPTAAN SUASANA KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR YANG KONDUSIF DI SMU YOGYAKARTA ( 2002 )PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA TERHADAP PEMBERIAN KEPRIBADIAN MUSLIM (STUDI KASUS DI KAUMAN KELURAHAN NGUPASAN KEC GONDOMANAN YOGYAKARTA) ( YOGYAKARTA 2001)PENGARUH PROGRAM CUTORIAL TERHADAP PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR BIDANG AGAMA SISWA MAK YOGYAKARTA ( 1999 )PENGARUH STATUS SOSIAL EKONOMI ORANG TUA LINGKUNGAN TEMPAT BELAJAR & MINAT SISWA TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA-SISWA KELAS III JURUSAN UMUM SOSIAL MANTAB FAK TARBIYAH SUKA YOGYAKARTA TAHUN 1991 ( 1992)PENGARUH TINGKAT PENDIDIKAN TERHADAP SIKAP BIRRUL WALIDAN POLDA REMAJA ISLAM DESA GARONGAN KEC PANJATAN KAB KULON PROGO TH 1999 ( 2000 )PENGGUNAAN SUMBER BELAJAR DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR MATA PELAJARAN AQIDAH AKHLAK KELAS I & II DI MA AL-IHSAN JEMBELENG JOMBANG ( 2000 )PERAN SERTA MASYARAKAT DALAM PENDIDIKAN ISLAM (STUDI KASUS DI MADRASAH IFTIDAHIYAH NEGERI (ISADUS KEC BINONG KAB SABANG JABAR) ( 2001 )PERANAN DAN AKTIVITAS BALAI BIMBINGAN KEMASYARAKATAN & PENGETASAN ANAK (BISPA) DALAM MENANGGULANGI ANAK NAKAL DI YOGYAKARTA ( 1990)PERANAN GERAKAN PRAMUKA GUGUS DEPAN YOGYAKARTA 275-276 DALAM MENUNJANG PEMASYARAKATAN P4 DI SD MUHAMMADIYAH SAPEN YOGYAKARTA ( 1991)PERANAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM KELUARGA PADA ERA GLOBALISASI KEBUDAYAAN ( 1998 )PERANAN PKK DALAM USAHA PEMBINAAN IBU-IBU DI DESA MAKAM HAJI KARTA SURO SUKOHARJO ( 1992)PERANAN PROGRAM KULIAH SUBUH TPI TERHADAP PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA KELUARGA ASRAMA PGRI KUNJUR CIPAYUNG JAKARTA TIMURPERBEDAAN MOTIVASI MELANJUTKAN STUDI ANTARA SISWA DARI MTS DENGAN YANG DARI SMP DI MAN WONOSARI ( 2000 )PERGESERAN NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM KESENIAN DOLAKLAK DIMLARAN GEBANG PURWOREJO JATENG ( 1999 )PERHATIAN ORANG TUA TERHADAP PENDIDIKAN AGAMA ANAK PADA SISWA SEKOLAH MENENGAH UMUM NEGERI I BANTUL ( 2000 )PERHATIAN PEDAGANG KAKI LIMA TERHADAP PEMBINAAN AKHLAK ANAK DI KEC DEPOK KAB SLEMAN YOGYAKARTA ( 1999 )PERHATIKAN WANITA KARIER TERHADAP PENDIDIKAN AGAM ISLAM ANAK-ANAK DALAM KELUARGA PERUMNAS MEJASEM TEGAL ( 1995)PERKEMBANGAN PENDIDIKAN ISLAM DALAM KAWASAN INDUSTRI PARIWISATA (STUDI KASUS DI PELABUHAN RATU SUKABUMI) ( 2001 )PERSEPSI GURU TENTANG PELAKSANAAN SUPERVISI PENDIDIKAN DI MAN PARON KAB NGAWI ( 2000 )PERSEPSI GURU TERHADAP PELAKSANAAN ADMINISTRASI KURIKULUM SEKOLAH LANJUTAN TINGKAT PERTAMA (SLTP) NEGERI TEMPURAN MAGELANG ( 2000)PERSEPSI SISWA TERHADAP BIDANG STUDI BAHASA ARAB MOTI BERPRESTASI DAN KEBIASAAN BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR BAHASA ARAB SISWA KLAS III MAN SE DIY (STUDI KORELASI ( 2000)POLA PENDIDIKAN ANAK BURUH GENDONG PASAR BERINGHARJO YOGYAKARTA ( 1998 )POLA PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH YAYASAN KORP DAKWAH MAHASISWA (KODAMA) DI KEC SEWON BANTUL ( 2000 )PROBLEMATIKA APLIKASI KURIKULUM 1994 BIDANG STUDI BAHASA ARAB DI MADRASAH ALIYAH NEGERI PAKEM SLEMAN ( 2000 )PROBLEMATIKA MEMBACA KALIMAT BAHASA ARAB TANPA SYAKAL BAGI SISWA MADRASAH ALIYAH NURUL ISLAM JEKWO KUDUS ( 99)PROBLEMATIKA PENGAJARAN BAHASA ARAB DI MTS SUDIRMAN BEDONO JAMBU AMBARAWA SEMARANG (SEBUAH TINJAUAN METODOLOGIS) ( 1993)PROSES BELAJAR MENGAJAR MEMBACA & MENULIS HURUF AL-QUR’AN DI AMP MUHAMMADIYAH VII DI KOTAGEDE YOGYAKARTA (STUDI TENTANG METODE & MATERI) ( 1992)SEJARAH PERKEMBANGAN PERGURUAN ISLAM PONDOK PESANTREN TREMAS PACITAN ( 1990)SIKAP DAN PRILAKU KEAGAMAAN SISWA SISWI KELAS I SMU GAMA (TIGA MARET) YOGYAKARTA ( 2001)SIKAP ORANG TUA TERHADAP PERKEMBANGAN ANAK DALAM HUBUNGANNYA DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS VII SEKOLAH DASAR NEGERI HOBONG ( 1993 )SIKAP SOSIAL ANAK DARI LINGKUNGAN KELUARGA KECIL DI MADRASAH ALIYAH NEGERI YOGYAKARTA ( 1988)SISTEM PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA PONDOK PESANTREN DARUL HIJRAH DESA GINDAI ALUS MARTA PURA BANJAR KAL-SEL (TINJAUAN MATERAI & METODE)SISTEM PENDIDIKAN ANAK DI KALANGAN MASYARAKAT BADRUS DESA KANEKES KEC LESWI DAMAR KAB DATI II LEBAK RANGKAS BITUNG JABAR ( 2000 )SISTEM PENDIDIKAN ISLAM TRADISIONAL DALAM PANDANGAN NUREHOLIS MADJID (TELAAH KRITIS ATAS PROTES PENDIDIKAN PESANTREN SALAF) ( 2002 )SISTEM TAHFIZUL QUR’AN DI PONDOK PESANTREN AN NUR NGRUKEM DESES PENDOWO HARJO KEC SEWON KAB BANTUL ( 1999)SOSIOLINGISTIK & KONTRIBUSINYA BAGI PENGAJARAN BAHASA ARAB ( 2001 )STUDI KOMPARASI TENTANG PENDIDIKAN AGAMA ISLAM NON FORMAL DALAM PONDOK PESANTREN SALAFIYAH WONOYOSO DAN PONDOK PESANTREN RIYADITUTHOLABAH BATIK KEBUMEN (TINJAUAN PEMBINAAN DAN MATERI PENDIDIKAN) ( 1992)STUDI KOMPARASI TENTANG PRESTASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM ANTARA SISWA YANG BERASAL DARI MTS DENGAN SISWA YANG BERASAL DARI SMP DI PGAN WATES KULON PROGO ( 1989)STUDI KOMPARATIF ANTARA KONSEP PENDIDIKAN MENURUT AL GYOZALI DENGAN KONSEP PENDIDIKAN MENURUT JOHN DEWES ( 1999 )STUDI KOMPORASI TENTANG MOTIVASI MAHASISWA PROGRAM DIPLOMA II PGSO IKIP SEMARANG ASAL SEKOLAH PENDIDIKAN GURU & NON PENDIDIKAN GURU ( 1992)STUDI KOPERASI EFEKTIFITAS PROGRAM JAM BELAJAR MASYARAKAT DI KELURAHAN KARANG WARU & KELURAHAN WARUNG BOTOL YOGYAKARTA ( 1999 )STUDI KORELASI ANTARA KEMAMPUAN BACA TULIS AL-QUR’AN DENGAN PRESTASI PENDIDIKAN SESAMA ISLAM KELAS I DAN II MTS HASYIM ASY’AN KARANG JATI TARUB TEGAL ( 1999 )STUDI KORELASI ANTARA NEM MASUKAN (RAW INPUT) DENGAN NEM KELULUSAN (OUT PUT) PADA MADRASAH ALIYAH NEGERI I YOGYAKARTA ( 1992)STUDI PERBANDINGAN ANTARA KURIKULUM PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SEKOLAH MENENGAH ATAS TH 1989 DENGAN KURIKULUM PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SEKOLAH MENENGAH UMUM TH 1994 ( 1999 )STUDI TENTANG ASPEK PENDIDIKAN JASMANIAH DAN ROHANI DI LEMBAGA SENI BELA DIRI TENAGA DALAM SATRIA NUSANTARA DI YOGYAKARTA ()STUDI TENTANG ASPEK-ASPEK PENDIDIKAN ISLAM DALAM PERGURUAN BELADIRI PANJI WULUNG DI YOGYAKARTA ( 1997)STUDI TENTANG CARA PENERAPAN HUKUMAN DALAM PENDIDIKAN ISLAM DI LINGKUNGAN GURU AGAMA ISLAM KEC DEPOK KAB SLEMAN ( 1999 )STUDI TENTANG DIATESIS PASIF DALAM BAHASA ARAB DAN METODE PENGAJARANNYA ( 1999 )STUDI TENTANG FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB DAN AKIBAT KENAKALAN SISWA SERTA UPAYA MENANGGULANGINYA DI SEKOLAH TEKHNIK MENENGAH VETERAN KLATEN ( 98)STUDI TENTANG FAKTOR-FAKTRO SISWA DALAM MEMILIH PROGRAM a4 DI MAN SEMARANG FILIAI TAYUSTUDI TENTANG LINGKUNGAN PENDIDIKAN & PENGARUHNYA TERHADAP PROSES BELAJAR MENGAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI MADRASAH ALIYAH NEGERI KALIBEBER WONOSOBO ( 1997 )STUDI TENTANG METODE DAN EVALUASI PENGAJARAN QURAN HADIST DI MAN YOGYAKARTA ( 1994)STUDI TENTANG METODE PENGAJARAN SEJARAH KELAS I DAN II DI MTS NEGERI SURAKARTA II ( 1993)STUDI TENTANG METODE PENGAJARAN YANG DIGUNAKAN DI BEBERAPA TPA KELURAHAN TIRTO MOJO KEC TIRTO MOJO ( 1997)STUDI TENTANG PELAKSANAAN DAN PROBLEMATIKA PENGAJARAN SEJARAH DI SMA MUH I PRAMBANAN SLEMAN ( 1993)STUDI TENTANG PELAKSANAAN KOMUNIKASI ADMINISTRASI DI MAN GANDEKAN BANTUL ( 1990)STUDI TENTANG PELAKSANAAN PROGRAM REMEDIAL DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR DI MTS ATITAQWA KEC LANGEN SARI KAB CIAMIS ( 1997)STUDI TENTANG PENDIDIKAN AGAM ISLAM BAGI ANAK-ANAK DI LINGKUNGAN KELUARGA MUSLIM DUSUN DESA NGESREP KEC NGEMPLAK KAB BOYOLALI (TINJAUAN TENTANG MATERI & METODE) ( 1993)STUDI TENTANG PENDIDIKAN AGAM ISLAM DI PONDOK PESANTREN NURUL UMMAH KOTA GEDE YOGYAKARTA ( 1995)STUDI TENTANG PENDIDIKAN AGAMA ISLAM BAGI ANAK DALAM LINGKUNGAN RUMAH TANGGA PEDAGANG MUSLIM DI KELURAHAN PURBAYAN KEC KOTAGEDE KOTAMADYA ( 1993)STUDI TENTANG PENDIDIKAN AGAMA ISLAM BAGI REMAJA BERSEKOLAH DI DESA PEKALONGAN KAB PATI (TINJAUAN TENTANG PENDIDIKAN ISLAM NON FORMAL) ( 1993)STUDI TENTANG PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA TINGKAT KELUARGA PERAWAT DI RUMAH SAKIT ISLAM YAYASAN JAMAAH HAJI KAB KLATEN (STUDI TENTANG MATERI DAN METODE) ( 1992)STUDI TENTANG PENDIDIKAN AKHLAK DI PONDOK PESANTREN DARUL ISLAM MUHAMMADIYAH SEWU GALUR KAB KULON PROGO ( 1998 )STUDI TENTANG PENERAPAN CBSA DALAM PENGAJARAN BAHASA INGGRIS DI SMA NEGERI TAYU PATI ( 1993)STUDI TENTANG PENERAPAN PENDIDIKAN ISLAM DALAM LINGKUNGAN KELUARGA GURU AGAMA NEGERI SMTP DI KEC NGEMPLAK BOYOLALI ( 1992)STUDI TENTANG PENGAJARAN AL-QUR’AN DI TAMAN PENDIDIKAN AL-QUR’AN MASJID AN-NUR SANGKAL PUTUNG BARENG LOK KLATEN UTARA KLATEN (TINJAUAN MATERAI & METODE) ( 2000 )STUDI TENTANG PENGAJARAN BAHASA ARAB DI MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI SUBANG KAB TUMINGAN JABAR ( 1997)STUDI TENTANG PENGAJARAN MENGHAFAL AL-QURAN DI PONDOK AL-QUR’AN AL-WUNAWWIR PERTANAHAN KEBUMEN ( 1995)STUDI TENTANG PENGAJARAN TAJWID DI PENGAJIAN ANAK-ANAK SUDIRMAN YOGYAKARTA ( 1997)STUDI TENTANG PENGARUH BERAT BADAN SEHAT KARNA CUKUP MENU YANG HALAL LAGI BERGIZI TERHADAP AKTIVITAS BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SISWA SMP MUHAMMADIYAH PERTANAHAN KEBUMEN ( WALISONGO 1991)STUDI TENTANG PENGGUNAAN MEDIA PENDIDIKAN DALAM MATA PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA SISWA I MADRASAH AWALIYAH AL-AMIN GOWONGAN JETIS KOTA MADYA YOGYAKARTA ( 1997)STUDI TENTANG PERANAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM MENGATASI KENAKALAN REMAJA DESA SARIPAN KAB JEPARA ( 1996)STUDI TENTANG PERANAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM MENGATASI KENAKALAN REMAJA DESA SARIPAN KAB JEPARA ( 96)STUDI TENTANG PERIODISASI INTERASI SISTEM PONDOK PESANTREN DI JAWA DAN MADURA ( 1993)STUDI TENTANG PRESTASI BELAJAR BAHASA ARAB ANTARA SISWA ASAL MI DAN SD DI MADRASAH TSANAWIYAH MU’ALIMAT HU KUDUS ( 1990)STUDI TENTANG PROBEMATIKA PENGAJARAN AL-QUR’AN HADIST DI MAN LABORATORIUM SUNAN KALI JAGA YOGYAKARTA ( 2001 )STUDI TENTANG PROSEDUR DAN METODE BELAJAR MENGHAFAL AL-QUR’AN DI PONDOK HUFFADZ YAMBU’UL QUR’AN PADA ANAK-ANAK DI KUDUS ( 1993)STUDI TENTANG SEBAB & AKIBAT SERTA CARA MENGATASI KENAKALAN REMAJA DISMA FERI PEMALANG ( 1992)STUDI TENTANG SEBAB MUSABAB PERKEMBANGAN PELAKSANAAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI PONDOK PESANTREN AL-ITTIHAD DESA WAHYU HARJO KAB KULON PROGO (SEBUAH TINJAUAN HISTORIS) ( )STUDI TENTANG SISTEM PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI PONDOK PESANTREN WAHID HASYIM YOGYAKARTA ( 96)STUDI TENTANG SISTEM PENDIDIKAN AL-QUR’AN DI MADRASAH DINIYAH AL-MUHSIN (PDMDA) YAYASAN ASI MAHASISWA AL-MUHSIN YOGYAKARTA ( 1999)STUDI TENTANG STATUS SOSIAL EKONOMI KELUARGA TERHADAP PERASAAN RENDAH DIRI SISWA MTS NEGERI KOPEN BOYOLALI TAHUN 1992/1993 ( 1993)STUDI TENTANG TAKWA SEBAGAI INDIKATOR KEPRIBADIAN MUSLIM MENURUT AL-QURAN ( 1990 )STUDI TENTANG TINGKAH LAKU YANG MENYIMPANG NORMA AGAMA PADA ANAK REMAJA ( 1993)STUDI TENTANG UPAYA PREVENTIF DAN KURATIF PADA ORTU DALAM MENGHADAPI KASUS KENAKALAN REMAJA DI DESA KARANG PAWITAN KEC PADA HERANG KAB CIAMIS PROPINSI JABAR ( 1993)SYEKH MUHAMAD ARSYAD AL-BANJARI DAN PERANANNYA DALAM PENDIDIKAN ISLAM DIKERAJAAN BANJAR ( 1992)TINGKAT PERHATIAN ORANG TUA & PENGARUHNYA TERHADAP PRESTASI BELAJAR BIDANG STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SISWA KLAS II DI SMU YOGYAKARTA ( 2002 )UPAYA ORANG TUA TUNGGAL DALAM PEMBINAAN KEAGAMAAN ANAK DI DESA PENGURANGAN KULON PANGURAGAN CIREBON JABAR ( 2001 )UPAYA PENANGGULANGAN KENAKALAN REMAJA DI BALAI PEMASYARAKATAN (BAPAS) YOGYAKARTA ( 2003 )URGENSI MEDIA CETAK DALAM UPAYA MENINGKATKAN PEMBINAAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI KELURAHAN GADUNG REJO KLARONG KEBUMEN JATENG ( 1995)URGENSI MEDIA CETAK DALAM UPAYA MENINGKATKAN PEMBINAAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI KELURAHAN GADUNG REJO KLARONG KEBUMEN JATENGUSAHA-USAHA GURU BAHASA ARAB DALAM MENINGKATKAN KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR SISWA DI MADRASAH ALIYAH ALI MAKSUN PONDOK PESANTREN KRAPYAK YOGYA ( 1999)USAHA-USAHA KOPERASI UNIT DESA (KUD) DALAM PENINGKATAN PRODUKSI PANGAN (STUDI KASUS) DI KUD SRI RAHAYU KETAWANG REJO PURWOREJO ( 1986)Salam IDTESISSANJAYAMobile: 0817-9448-173email : idtesis@gmail.comYM : Sanjaya_jksitus : http://www.idtesis.comblog : http://www.idtesis.blogspot.com

Konsepsi Pendidikan Menurut Al-Qur’an


Model pendidikan seperti apa yang bisa membentuk anak didik yang mempunyai nilai plus bukan dari hasil tes ujiannya saja, melainkan juga moralitas dan spiritualitas mereka. Tentunya ini dibutuhkan penyangga yang kuat untuk mencapai visi dan misi pendidikan tersebut dan hal ini bisa dilakukan dengan mengali model pendidikan yang ada dalam kisah-kisah yang diceritakan al-Qur’an.Pola pembelajaran yang berkembang di dunia pendidikan saat ini telah membuka khazanah nalar kita. Khazanah tersebut mengalir pada pikiran kita tentang pendoktrinan dalam sistem pendidikan yang diterapkan oleh sebuah instansi pengelolah pendidikan –sekolah– yang berupa kurikulum. Dirasa adanya timpang tindih, model kurikulum saat ini mengakibatkan para anak didik mengalami tekanan psikologisnya.Perjalanan kurikulum yang bersifat otoriter terhadap anak didik, menjadikan mereka terpenjara dalam pengembangan kreativitas dan dalam menemukan jati diri anak didiknya. Tentunya untuk mencapai nilai plus –biasanya berupa hasil ujian akhir– menjadi ukuran keberhasilan suatu proses pendidikan untuk saat ini. Sehingga dari evalusi yang kurang menyeluruh ini mengakibatkan tingkat keberhasilan hanya terlihat pada angka, bukan pada aktualisasinya.Inilah yang juga terjadi di Indonesia, yang mana anak didik dituntut untuk mencapai nilai standar yang artinya kalau dalam Ujian Nasional (UN) nilai rata-rata harus mencapai nilai yang dibilang sudah sesuai dengan ketentuan Badan Standar Kelulusan Nasional pusat. Apakah ini sebuah tuntutan ataukah tekanan bagi anak didik? Untuk itu perlu sekali ditelusuri, apa benar interaksi pendidikan yang berjalan di Indonesia juga sudah sesuai dengan ketentuan Badan Standar Nasional untuk ukuran keberhasilan pendidikan.Untuk itu, perlunya flashback mengenai pendidikan yang bertujuan mendidik (educatif), membimbing, dan mengajar (transfer of knowledge) yang mengacu pada pengembangan pada aspek kognitif, afektif dan psikomotorik. Dan acuan tersebut tentunya diperlukan sebuah pemodelan yang dibilang sebagai interaksi antara pendidik dan anak didik yang membawa sistem pendidikan ke arah pembagunan nasional secara menyeluruh.Buku ini merupakan salah satu cara untuk memberikan terapi baru yang dikaji dari kisah-kisah para nabi dengan mengambil model interaksi pendidikan yang diterapkan dalam perjalan kisah didik-mendidik para nabi. Selain itu juga ‘postulat’ yang menjadi landasan kajiannya, yakni al-Qur’an yang di dalamnya mempunyai kandungan kontekstual yang perlu dikaji rahasianya. Al-Qur’an bukan menjadi sesuatu yang pasif tetapi yang pasif adalah yang tidak menkajinya.Interaksi pendidikan anak dalam al-Qur’an diformulasikan dari muatan materi yang diajarkan oleh masing-masing pelaku pendidikan dalam interaksinya dengan anak didiknya. Setidaknya, dari khazanah yang dipaparkan melalui contoh interaksi pendidikan yang dilakukan oleh para nabi menjadi suri tauladan bagi pendidik dan anak didiknya itu sendiri. Karena pendidikan itu sendiri telah berusaha membantu hakikat manusia untuk meraih kedewasaannya, yakni menjadi manusia yang memiliki integritas emosi, intelek, dan perbuatan. Ditinjau dari sudut pandang materi, buku Interaksi Pendidikan 10 cara Qur’an Mendidik Anak mengandung tiga aspek, yaitu akidah, syari’ah dan akhlak. Ketiga aspek itu akan menimbulkan sifat-sifat dasar (kompetensi) pendidik anak mengenai jiwa yang berkepribadian, bijak, sabar, demokratis, psikolog, intuitif terhadap anak didiknya. Dalam perspektif pendidikan, kompetensi-kompetensi di atas ini berawal dari pemahaman yang muncul dari eksplorasi pemaknaan terhadap interaksi pendidikan anak yang dilakukan oleh Nabi Adam, Nuh, Ibrahim, Ya’qub, Luqman, Zakariyah, Hannah (ibu Maryam), A Yarkha (ibu Musa) dan Maryam sesuai hasil analisa dan pemaparan data penulis buku ini.Eksplorasi dari kisah-kisah nabi dalam al-Qur’an ini, penulis memberikan dua materi yang menjadi faktor penentu lain untuk keberhasilan pendidikan terhadap anak didik, yakni materi pendidikan prenatal dan postnatal. Materi pendidikan prenatal meliputi doa dan nazar meminta anak saleh. Sedangkan materi pendidikan postnatal terdiri dari penamaan anak dan mendoakan anak dari ganguang sistem. Dan untuk pendidik anak lebih dikedepankan memiliki sifat-sifat kompentensi yang digambarkan dengan assosiatif, patuh, komunikatif, dan kritis sehingga mendukung keberhasilan suatu pendidikan.Relevasinya, landasan filosofis pendidikan anak yang digali dari sumber Islam –utamanya al-Qur’an– menjadi konstribusi dalam interaksi pendidikan. Itu memberikan pencerahan melalui pemberdayaan spiritual peserta didik dan juga moralitasnya, baik personal maupun sosial. Yang lebih penting adalah membentuk anak didik menjadi insan kamil.Judul BukuInteraksi Pendidikan; 10 Cara Qur’an Mendidik AnakPenulisDr. Miftahul Huda, M.Ag.Tebalxi + 378 halamanCetakanI, Maret 2008PenerbitUIN Press Malang*) Bayu Tara WijayaPengamat pendidikan religius, Alumni Pesantren Tanwirul Qulub Lamongan

Kamis, 30 Oktober 2008

SESAJEN DALAM PANDANGAN ISLAM


A.Pengertian Sesajen
“Mbah…ini ada sedikit makanan,aku pengen negelamar sianu mbah,tolongin dong…”
Kejadian diatas mungkin sering kita dapati di sekitar kita,di TV kah,Media Elektronik lainya kah, atau malah disekililing kita, nampaknya ada kepercayaan tertentu yang sudah mendarah daging ditengah masyarakat kita yang majemuk ini
Ya...sesajen,kata ini nampaknya sudah tidak asing lagi terdengar,terlihat bahkan terlakukan (jika pernah) oleh kita, dengan sesajen ini kadang orang berharap dapat memberi makan arwah orang-orang yang sudah mendahului mereka, serta tidak jarang juga diboncengi oleh permintaan terhadap sesuatu agar dikabulkan oleh arwah yang disesajeni
Menurut artikel yang ditulis pleh Abu Abdillah Ahmad Sesajen berarti sajian atau hidangan. Sesajen memiliki nilai sakral di sebagaian besar masyarakat kita pada umumnya. Acara sakral ini dilakukan untuk ngalap berkah (mencari berkah) di tempat-tempat tertentu yang diyakini keramat atau di berikan kepada benda-benda yang diyakini memiliki kekuatan ghaib, semacam keris, trisula dan sebagainya untuk tujuan yang bersifat duniawi [1]
Di dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia, sajen merupakan makanan atau bunga-bungaan & sebagainya yg disajikan kepada orang (makhluk) halus & semisalnya. Tumbal, dalam prakteknya lebih khusus atau identik dengan sembelihan dan kurban, sedangkan sesajen biasanya berbentuk makanan yang siap dihidangkan seperti: Jenis-jenis bubur; Buah; Daging atau Ayam yg telah dimasak, dan dilengkapi dengan berbagai macam bunga serta terkadang uang logam. Sesajen merupakan warisan budaya Hindu dan Budha yang biasa dilakukan untuk memuja para dewa, roh tertentu atau penunggu tempat (pohon, batu, persimpangan) dan lain-lain yang mereka yakini dapat mendatangkan keberuntungan dan menolak kesialan. Seperti: Upacara menjelang panen yang mereka persembahkan kepada Dewi Sri (dewi padi dan kesuburan) yang mungkin masih dipraktekkan di sebagian daerah Jawa, upacara Nglarung (membuang kesialan) ke laut yg masih banyak dilakukan oleh mereka yang tinggal di pesisir pantai selatan pulau Jawa tepatnya di tepian Samudra Indonesia yang terkenal dengan mitos Nyi Roro Kidul. [2]
Ada pula jenis lain dari sesajen, yaitu menyediakan berbagai jenis tanaman dan biji-bijian seperti padi, tebu, jagung dan lain-lain yg masih utuh dengan tangkainya, kemudian diletakkan pada tiang atau kuda-kuda rumah yang baru di bangun supaya rumah tersebut aman, tentram dan tidak membawa sial. Adapun tumbal dilakukan dalam bentuk sembelihan, seperti: Menyembelih ayam dengan ciri-ciri khusus untuk kesembuhan penyakit atau untuk menolak kecelakaan; Menyembelih kerbau atau sapi, lalu kepalanya di tanam ke dalam tanah yang di atasnya akan dibangun sebuah gedung atau proyek, supaya proyek pembangunan berjalan lancar dan bangunannya membawa berkah. Jadi pada intinya tumbal dan sesajen adalah mempersembahkan sesuatu kepada makhluk halus (roh, jin, lelembut, penunggu, dll) dengan harapan agar yang diberi persembahan tersebut tidak mengganggu atau mencelakakan, lalu berharap dengannya keberuntungan dan kesuksesan.[3]
Sedangkan waktu penyajiannya di tentukan pada hari-hari tertentu. Seperti malam jum’at kliwon, selasa legi dan sebagainya. Adapun bentuk sesajiannya bervariasi tergantung permintaan atau sesuai “bisikan ghaib” yang di terima oleh orang pintar, paranormal, dukun dan sebagainya.
Banyak kaum muslimin berkeyakinan bahwa acara tersebut merupakan hal biasa bahkan dianggap sebagai bagian daripada kegiatan keagamaan. Sehingga diyakini pula apabila suatu tempat atau benda keramat yang biasa diberi sesaji lalu pada suatu pada saat tidak diberi sesaji maka orang yang tidak memberikan sesaji akan kualat (celaka, terkena kutukan).
Anehnya perbuatan yang sebenarnya pengaruh dari ajaran Animisme dan Dinamisme ini masih marak dilakukan oleh orang-orang pada jaman modernisasi yang serba canggih ini. Hal ini membuktikan pada kita bahwa sebenarnya manusianya secara naluri/fitrah meyakini adanya penguasa yang maha besar, yang pantas dijadikan tempat meminta, mengadu, mengeluh, berlindung, berharap dan lain-lain. Fitrah inilah yang mendorong manusia terus mencari Penguasa yang maha besar? Pada akhirnya ada yang menemukan batu besar, pohon-pohon rindang, kubur-kubur, benda-benda kuno dan lain-lain, lalu di agungkanlah benda-benda tersebut. Pengagungan itu antara lain diekspresikan dalam bentuk sesajen yang tak terlepas dari unsur-unsur berikut: menghinakan diri, rasa takut, berharap, tawakal, do’a dan lainnya. Unsur-unsur inilah yang biasa disebut dalam islam sebagai ibadah.[4]
Asal-usul-nya Kita lihat masyarakat kita, bagaimana budaya yang aneh dan primitif ini begitu melekat dalam diri mereka dan menjadi adat ritual dalam keseharian mereka, sebenarnya siapa yang mengusung budaya seperti ini? siapa pencetusnya? Mereka mengasumsi budaya seperti ini dari mana?. Akankah mereka katakan ini adalah sebagian dari ajaran islam yang Allah turunkan kepada nabi Muhammad s.a.w kemudian disamapaikan kepada sahabatnya kemudian dan kemudian dan kemudian dan akhirnya sampai pada umatnya, yang sudah puluhan abad ini menghilang dari ajaran islam…! Kita katakan ini ajaran islam yang mana? Tuhan yang mana? Nabi yang mana? Bukankah nabi Muhammad SAW selalu menjaga kemurnian aqidah umatnya,bukankah selama tiga belas tahun lamanya Muhammad SAW menanamkan aqidah yang benar. Bahwa Dialah tuhan yang satu yang patut di sembah,! Yang maha besar, dan maha perkasa dan kuasa, hanya Dialah yang berhak memberikan mamfaat dan mudharat…!!! Sesajen merupakan warisan budaya Hindu dan Budha yang biasa dilakukan untuk memuja para dewa, roh tertentu atau penunggu tempat (pohon, batu, persimpangan, yang angker-angker gitu loh ) dan lain-lain yang mereka yakini dapat mendatangkan keberuntungan dan menolak kesialan. Seperti: ritual menjelang panen yang mereka persembahkan kepada Dewi Sri (dewi padi dan kesuburan) yang mungkin masih dipraktekkan di sebagian daerah yang ada di indonesia misalnya di jawa upacara Nglarung (membuang kesialan) ke laut yang masih banyak dilakukan oleh mereka yang tinggal di pesisir pantai selatan pulau Jawa tepatnya di tepian Samudra Indonesia yang terkenal dengan mitos Nyi Roro Kidul Dengan demikian dapat kita ketahui bahwa budaya seperti tersebut di atas bukan budaya islam, melainkan ini adalah ajaran dari agama hindu dan budha penyembah batu dan berhalaitu.[5]Hukum Sesajen
Al-Qur'an telah mensinyalir adanya orang yang mencari manfa’at dan menolak madharat kepada selain Allah, seperti yang telah dilakukan oleh orang-orang musyrik di masa jahiliyah, sebagaimana difirmankan Allah, “Kemudian mereka mengambil ilah-ilah selain Dia (untuk disembah), yg tidak menciptakan sesuatu apa pun, bahkan mereka sendiri pun diciptakan & tidak kuasa untuk (menolak) sesuatu kemudharatan dari dirinya dan tidak (pula untuk mengambil) sesuatu kemanfa'atan dan tidak kuasa mematikan, menghidupkan dan tidak (pula) membangkitkan.” (QS. 25:3) . Padahal Allah telah memperingatkan, bahwa berhala atau dewa-dewa mereka sama sekali tidak memiliki kekuasaan sedikit pun, “Dan orang-orang yang kamu seru (sembah) selain Allah tiada mempunyai apa-apa walau pun setipis kulit ari. Jika kamu menyeru mereka, mereka tiada mendengar seruanmu dan kalau mereka mendengar, mereka tidak dapat memperkenankan permintaanmu. Dan di Hari Kiamat mereka akan mengingkari kemusyrikanmu dan tidak ada yang dapat memberikan keterangan kepadamu seperti yang diberikan oleh Yang Maha Mengetahui”. (QS. 35:13-14) Tumbal dan sesajen merupakan warisan kepercayaan animisme dan dinamisme, yaitu kepercayaan bahwa benda-benda atau tempat tertentu di alam raya ini memiliki kekuatan ghaib (magic) yang dapat mencelakai seseorang atau menolong serta memenuhi hajatnya. Agar penguasa tempat atau benda tersebut tidak mengganggu, maka harus diberi persembahan, baik tumbal atau sesajen, yang itu jelas merupakan ibadah atau masuk di dalam lingkupnya. Sedangkan di dalam Islam, memalingkan peribadatan, do’a, pengharapan (raja'), takut (khauf), sembelihan, nadzar, isti'anah, istighatsah dan sebagainya kepada selain Allah adalah syirik. Jika yg melakukan adalah orang Islam, maka keislamannya menjadi batal dengan sebab semua itu.[6] Allah Ta'ala memerintahkan kepada Rasulullah SAWm untuk menyelisihi orang-orang musyrik yang beribadah dan menyembelih karena selain Allah, Dia berfirman, “Katakanlah, "Sesungguhnya shalatku, ibadatku, hidupku & matiku hanyalah untuk Allah, Rabb semesta alam, tiada sekutu baginya; Dan demikian itulah yang diperintahkan kepadaku dan aku adalah orang yang pertama-tama menyerahkan diri (kepada Allah)" (QS. 6:162-163). Di dalam surat al-Kautsar Allah SWT juga berfirman, “Maka diri kanlah shalat karena Rabb-mu; dan berkorbanlah.” (QS. 108:2) Kedua ayat ini menunjukkan, bahwa shalat dan penyembelihan binatang (kurban) adalah ibadah yg harus didasari niat hanya untuk Allah semata. Orang yang memalingkan atau menyimpangkan persembahan kurban atau penyembelihan kepada selain Allah adalah musyrik, sama saja statusnya dengan shalat, ruku’ dan sujud untuk selain Allah. Masuk Neraka karena Lalat
Mungkin saja sebagian orang yang melakukan tumbal dan sesajen beralasan, bahwa yang dipersembahkan bukanlah nyawa manusia (sebagaimana pernah terjadi di zaman dulu), namun hanya sekedar binatang yang keberadaannya memang untuk dimanfa’at kan manusia. Hitung-hitung sedekahlah, sedekah alam, sedekah bumi, laut atau gunung, demikian sebagian di antara mereka beralasan. Perlu diketahui, bahwa permasalahannya tidak sesederhana itu, sebab ini menyangkut tauhid dan syirik yang berkaitan dengan status keislaman seseorang serta ancaman Allah terhadap para musyrikin. Jika apa yang mereka lakukan adalah memang bentuk sedekah, maka tentu Allah dan Rasulullah akan membiarkan orang-orang jahiliyah mengerjakan hal semacam itu, sebab mereka masih mengakui rububiyah Allah. Letak permasalahannya bukanlah pada apa yang mereka sembelih atau mereka sedekahkan (menurut mereka), namun pada tujuan untuk siapa sembelihan dan persembahan itu dilakukan. Rasulullah SAW pernah mengisahkan seseorang yang masuk neraka karena seekor lalat, dan masuk surga karena seekor lalat. Beliau bersabda, "Ada seseorang masuk surga karena seekor lalat, dan ada seseorang masuk neraka karena seekor lalat pula." Para shahabat bertanya," Bagaimana hal itu ya Rasulullah ?". Beliau menjawab, "Ada dua orang berjalan melewati suatu kaum yang memiliki berhala. Tak seorang pun dapat melewati berhala itu sebelum mempersembahkan kepadanya suatu kurban. Ketika itu berkatalah mereka kepada salah seorang dari kedua orang tersebut , "Persembahkanlah korban kepadanya." Dia menjawab,"Aku tidak mempunyai sesuatu yang dapat kupersembahkan kepadanya." Mereka pun berkata kepadanya lagi,". Persembahkan meskipun seekor lalat." Lalu orang tersebut mempersembahkan seekor lalat dan mereka pun memperkenankan dia untuk meneruskan perjalanan, maka dia masuk neraka karenanya. Kemudian mereka berkata kepada yang lain," Persembahkanlah korban kepadanya." Dia menjawab" Tidak patut bagiku mempersembahkan sesuatu kepada selain Allah Azza wa Jalla." Kemudian mereka memenggal lehernya. Karenanya orang ini masuk surga." [7]Perhatikan bagaimana kondisi orang yg melakukan persembahan kepada selain Allah di dalam hadits di atas. Dia tidak dengan sengaja meniatkan persembahan itu, sekedar untuk melepaskan diri dari perlakuan buruk para pemuja berhala itu, dan hanya persembahan seekor lalat, namun ternyata telah menjerumuskannya ke dalam neraka. Jika demikian, maka bagaimana halnya dengan yang melakukan penyembelihan untuk selain Allah, lebih dari seekor lalat atas kemauan dan niat sendiri ?. Islam datang membimbing manusia agar tetap berjalan diatas fitrah yang lurus dengan diturunkannya syari’at yang agung ini. AllahTa’ala menerangkan tentang fitrah yang lurus tersebut dalam Al Qur’an (yang artinya): “Rasul-rasul mereka berkata apakah ada keragu-raguan terhadap Allah, pencipta langit dan bumi?” (QS. Ibrahim: 10).
Allah juga berfirman (yang artinya): “Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada Agama (Allah), tetaplah atas fitrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu. Tidak ada perubahan pada fitrah Allah. Itulah agama yang lurus tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahuinya.” (QS. Ar Rum: 30).
Berkenaan dengan ayat-ayat diatas, nabi pun bersabda (yang artinya): “Setiap anak dilahirkan diatas fitrah, maka kedua orang tuanyalah yang menjadikannya Yahudi, Nasrani atau penyembah api.” (HR Bukhari, Muslim dan Abu Hurairah, Al Irwa’: 1220).
Nabi shalallahu ‘alaihi wa sallam bersabda dalam hadits Qudsi (yang artinya): “(Allah berfirman) Aku menciptakan hamba-hamba-Ku diatas agama yang lurus (hanif) lalu syetan menyesatkan mereka.” (HR. Muslim dan Ahmad dari shahabat ‘Iash bin Himar).
Imam Ibnu Abil Izzi menerangkan, “Bahwa bayi itu terlahir sesuai dengan fitrah.” Artinya bukan dalam keadaan kosong jiwanya, melainkan mengerti tauhid dan syirik.” (Syarah Aqidah Thahawiyah: 83).
Fitrah ini akan tetap terjaga dengan cara menghambakan diri kepada Allah sepenuhnya. Inilah yang disebut dengan tauhid ibadah. Allah Ta’ala berfirman (yang artinya): “Dan tidaklah Aku menciptakan jin dan manusia kecuali agar menyembah-Ku.” (QS. Adz Dzariyat: 56).
lbnu Katsir menerangkan ayat ini bahwa, “Allah menciptakan manusia dan jin agar mereka menyembah-Nya.” (Tafsir Ibnu Katsir surat Ad Dzariyat.: 56).
Ibadah yang penting untuk diketahui adalah ibadah hati seperti do’a, takut, berharap, tawakal, cinta dan lain-lain. Semua bentuk ibadah yang agung itu haruslah ditujukan kepada Allah semata, sebagaimana firman-Nya (yang artinya): “Dan sesungguhnya masjid-masjid itu milik Allah maka janganlah kamu menyeru bersama Allah itu seorangpun!” (QS. Al Jin: 18).
Allah Ta’ala berfirman (yang artinya): “Janganlah kalian takut kepada mereka, tetapi takutlah kepada-Ku jika kalian benar-benar beriman.” (QS. Ali Imran: 175).
Allah berfirman (yang artinya): “Barang siapa yang mengharap perjumpaan dengan Rabbnya maka hendaknya ia beramal shalih dan jangan melakukan kesyirikan dalam beribadah kepada Rabbnya dengan seorangpun.” (QS. Al Kahfi: 110).
Pengharapan yang dibarengi ketundukan dan penghinaan diri haruslah ditujukan kepada Allah semata. Jika seseorang memperuntukkan raja’ (harapan) seperti ini kepada selain-Nya, sesungguhnya ia telah berbuat kesyirikan. Syariat Islam tidak melarang ummatnya untuk memiliki sikap raja’ akan tetapi raja’ yang dipuji dan dianjurkan adalah yang diiringi dengan amal shalih dan taubat dari kemaksiatan (SyarahUshuluts Tsalasah: 53).
Allah juga berfirman (yang artinya): “Dan hanya kepada Allah hendaklah kamu bertawakal jika benar-benar kamu orang-orang beriman.” (QS. Al Maidah: 23)
Tawakal berarti menyandarkan segala urusan kepada-Nya semata baik itu urusan yang mendatangkan keuntungan maupun yang mengakibatkan kerugian atau madharat.
Keterangan-keterangan diatas menunjukkan bahwa acara ritualis sesajen bertentangan dengan syariat Islam yang murni. Sebab didalamnya mengandung pengagungan, penghambaan, pengharapan, takut yang semestinya hanya diperuntukkan kepada Allah semata. Mudah-mudahan Allah jauhkan kita dari segala bentuk kesyirikan. Allahu Ta’ala A’lam.
[1] Abu Abdillah Ahmad,sesaji-sesajian-sesajen: adakah dalam Islam?, posted in Aqidah & Manhaj 24 Safar 1429 H

[2] Labbaik, edisi : 031/th.03/Rabi'ul Akhir-Jummadil Awwal 1428H/2007M

[3] Ibid
[4] Opcit, Abu Abdillah Ahmad
[5] junaidi ,Jumat, 01 September 06 (23:14)
[6] Loc cit, Labbaik
[7] Opcit,labbaik

Minggu, 19 Oktober 2008

Antara JIL dan Jilbab


A’uzubillahi minassyaithonirrojim
Bismillahirrahmanirrohim
Sekitar satu bulan yang lalu “rekan-rekan” kita di JIL ( Jaringan Islam Liberal) mengadakan bedah buku tentang keuniversalan Al-Qur’an di IAIN raden fatah tercinta ini, yah walaupun sempat “ditekan” tapi jaringan ini terus consist untuk membongkar habis bangunan pemikiran Islam
Tentu saja Pemikiran saya berikut bukan menawarkan kebenaran, karena saya cukup sadar siapa saya? Tapi walaupun tulisan ini tidak tersistematis dan kurang realistis tapi harapan saya minimal ada sebuah tanggapan yang keluar dari diri pribadi saya mengenai agama yang selama ini saya yakini.Wallahua’lam bisshowab
Hermeneutika, pendekatan inilah yang namapaknya cukup popular dipakai oleh kalangan “Pemikir kontemporer” saat ini dalam menganalisa Al-Qur’an,yakni metode kritik teks-seperti yang diungkapkan Hamadi-yang juga biasa dipakai terhadap teks-teks sastra dan sejenisnya, termasuk Bible[1]
Walaupun agak sedikit rumit tapi inilah konsekuensinya kalau mau hasil dari pemikiran itu objektif
Seperti catatan Zein ed-din tentang Kemajuan Negara – Negara yang tidak memberlakukan pemakaian jilbab ternyata jauh lebih maju dibidang intelektual dan material dari pada Negara – Negara yang memberlakukan jilbab, tidak cukup kuat untuk dijadikan sebuah justifikasi Kebenaran, kalaupun memakai jilbab atau tidak itu menjadi tolok ukur, bagaimana menjelaskan kenapa bangsa pribumi afrika yang notabenenya tidak berjilbab dan juga Brasil, lebih rendah tingkat intelektualitas dan materinya dari pada Negara Islam Iran, atau Syiria yang katanya melarang anak gadisnya keluar rumah kalau tidak mengenakan jilbab, bagaimana juga menjelaskan Malaysia dan Brunei Darussalam yang dikenal dengan Pendidikan dan kemakmurannya? Bagaimana menjelaskan Kota Internasional Dubai? Kuwait? Arab Saudi yang semuanya memegang posisi penting dalam pengaturan Energi dunia?
Kalaupun mengenakan jilbab atau tidak dikaitkan dengan moral akan cukup kelihatan sekali perbedaanya, mengutip sebuah kalimat dari percakapan dalam karya zein “ Sebenarnya orang –orang Barat mendasarkan kebiasaan mereka atas akal budi (pikiran), akal budi sendiri, seharusnya mampu mengatur kebiasaan” begitulah kalau akal dijadikan aturan, yah yang pasti aturan itu harus nyaman bagi yang membuat bukan? kalau ada satu milyar manusia berarti akan ada satu milyar aturan yang pastinya bergesekan satu sama lain karena masing-masing tidak mau rugi, seandainya jalan pemecahan untuk tidak berjilbab itu benar,dan akal budilah yang mampu mengatur segalanya tentu amerika dan keroconya yang mengagungkan liberalisme menjadi Negara yang paling kecil kasus perkosaan dan kekerasan terhadap wanita didunia, tapi yang terjadi justru sebaliknya data Negara – Negara tersebut menunjukan angka yang tinggi untuk kasus perkosaan dan pelecehan seksual lainya
Ada hal yang nampaknya oleh dan mungkin para Pemikir kontemporer lainya, Boleh kita menganalisa tradisi islam melalui aspek sosiologi, histori maupun antropologi, tapi kita tidak boleh melupakan Pendekatan Normativnya, berbicara boleh apalagi berpikir, bukankah Allah sering “menegur” orang-orang berakal yang tidak menggunakan akalnya? Tapi akal tersebut tidaklah sepantasnya dikedepankan sebelum kita kembali pada Al-Qur’an dan Assunnah, Allah juga melarang kita untuk “melangkahinNYA” dan juga Rasulnya ( Al-qur’an dan hadits)
Tingkatan kualitas teks al-Qur’an juga ada yang Qath’i(valid) dan Zhanni ( bermakna ganda) lantas apakah kita harus mengenyampingkan ini?seperti orang-orang nasrani yang mengobok-obok Injil? bukan bermaksud taklid, tapi kalau Teks itu sudah qath’I kenapa harus dibongkar lagi? Bagaimana menjelaskan ayat-ayat Al-Qur’an bila semuanya dianggap Zhanni? Sekarang saja ketika masih banyak alim ulama yang bepegangan pada normativisme atau leterlek saja sudah banyak perbedaan apalagi jika semua alim ulama sepakat hanya mengupas Al-qur’an melalui pendekatan Hermeneutika?yang terjadi ratusan bahkan ribuan tafsiran Ayat al-qur’an yang masing-masing diperkuat oleh puluhan hadits dari sanad, rawi dan matan yang berbeda bahkan saling bertentangan malah akan menyebabkan sang penafsir merasa menjadi “Tuhan “ yang mempunyai otorisasi kebenaran dalam ayat yang ia tafsirkan, bukan malah menolong umat tapi membawa umat pada kebingungan global dan perselisihan sesama yang tidak akan ada ujungnya dan titik temunya
Bagaimana menjelaskan ayat berikut kalau ayat ini dianggap Zhanni?
“hai nabi, katakanlah pada istri-istrimu, anak-anak perempuanmu dan istri-istri orang Mukmin, hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka, yang demikian itu agar mereka lebih mudah untuk dikenali, sehingga mereka tidak diganggu, dan Allah maha pengampun,Maha penyayang.(Al-Ahzab : 59)
kalaupun jilbab itu diesensikan sebagai standar kepantasan umum dalam berpakaian ( public decency) bagaimana kita harus menggantikan benda yang bernama jilbab dengan sesuatu yang harus berfungsi sebagai penutup seluruh tubuh?
Yang saya yakini, Allah tidak akan menghinakan perempuan dari laki-laki karena perempuan memakai jilbab,( tidak seperti pendapat Zein “Jilbab adalah penghinaan laki-laki terhadap perempuan”) karena yang memerintahkan perempuan untuk menutup tubuh adalah Tuhan sendiri,
Sama seperti sebuah pabrik yang paling tahu mengenai produk ciptaanya sendiri dari pada ciptaan pabrik lain, Tuhan pun lebih tahu mana yang terbaik untuk ciptaannya, termasuk makhluk yang bernama perempuan,seperti kutipan ayat berikut : “…sehingga mereka tidak diganggu…”, begitu kasih sayangnya Tuhan pada wanita, coba bandingkan dengan tingkat kasus pelecehan seksual Barat misalnya?
Dan diakhir tulisan saya mari bersama kita renungkan ayat berikut
“ Dan tidaklah patut bagi laki-laki mukmin dan tidak pula bagi perempuan mukminah, apabila Allah dan RasulNya telah menetapkan suatu ketetapan, akan ada bagi mereka pilihan yang lain tentang urusan mereka, dan barang siapa mendurhakai Allah dan rasulNya maka sungguhlah dia telah tersesat,sesat yang nyata”( Al-Ahzab : 36)
[1] Jika Teks Al-Qur’an, Sunah, dan tradisi Islam didekati Secara Heremeneutis, maka mutlak bagi kaum Liberal melakukan distansiasi terhadapnya, mencoba mengenali diri penafsir dengan segala latar belakang Soiologis, psikologis dan cultural agar bisa meminimalisasi subyektifitas penafsir, kemudian melihatnuya secara secara histories dan kontekstual, selanjutnya ,menyaripati esensi-esensi nya, untuk akhirnya mengappropriasikanya dengan tantangan-tantangan zaman, tentu bukan suatu pendekatan yang mudah, tapi mereka tidak punya pilihan lain kalau hendak objektif
Kenyataanya, bahwa hermeneutika memiliki jebakan- jebakanya sendiri, disetiap tahap dalam prosedurnya.penelusuran secara histories dan kontekstual mengharuskan kita untuk dapat memilih dari berbagai versi historis, latar belakang sosio cultural dan psikologis ytang begitu komplek, bahkan sering bertentangan, sebab hanya dengan cara inilah penafsir akan terkendali dari pemahaman spekulatif jika tujuannya hendak mengembalikan makna asal kata-kata yang tertuang dalam teks (Hamadi B.Husain;29-30)